Merintis produksi kopi terbaik dari Jatimulyo

Bandar kopi , saya menyebut profesi baru saya. Ya, beberapa minggu terakhir saya bersama beberapa teman terbaik sering teramati keluar ...


Bandar kopi, saya menyebut profesi baru saya. Ya, beberapa minggu terakhir saya bersama beberapa teman terbaik sering teramati keluar masuk kebun untuk berburu kopi terbaik dari Menoreh, khususnya di Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo. Target kami untuk saat ini tidak muluk-muluk, sekedar mendapatkan buah kopi segar yang dipetik langsung dari kebunnya, dan mengolahnya menjadi produk kopi siap saji dengan cara terbaik. 
 
Menoreh pada jaman dahulu terkenal dengan produksi kopinya yang bagus, namun kemudian tenggelam oleh komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan. Apakah kopi tidak lagi menguntungkan? Inilah yang hendak kami jawab. Hingga saat ini kami masih percaya bahwa kopi masih menjadi komoditas yang seksi. Kopi adalah salah satu komoditas terbesar di dunia. Jadi kenapa kita tidak ikut bermain dalam bisnisnya?

Meskipun keyakinan yang besar akan bisnis kopi yang menggiurkan, saya dan kawan-kawan tidak mau buru-buru meluncurkan produk yang kami hasilkan. Masih banyak yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan hasil yang terjamin baik kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Ketika kita bicara permintaan pasar, untuk lokal Yogyakarta saja permintaan itu terus datang dan hingga saat ini belum ada penyuplai kopi yang mampu memenuhi kebutuhan itu. 
 
Kenapa bisa seperti itu? Saya melihat ada gap yang nyata di sini. Konsumen menghendaki kopi dengan kualitas terbaik. Atau sebut saja kopi premium. Tentunya produk semacam itu dihasilkan melalui proses yang tidak mudah, mulai dari penanaman hingga pemetikan buah, pengolahan buah kopi menjadi biji berkualitas, hingga proses roasting. Semuanya membutuhkan proses yang benar, ketelitian dan pengawasan yang ketat. Sementara di sisi lain, petani kopi belum mampu melakukan proses seperti itu. Di sinilah kita harus bermain, menjembatani antara konsumen dan petani.

Kami hanya bermodal hobi dan komitmen. Ya hobi mengolah kopi, karena di dalamnya kental akan seni, sekental 10 gram bubuk kopi yang diseduh dalam secangkir air panas. Kami juga ingin menjaga komitmen, karena pada saat memulai semua ini, mungkin saja para petani kopi menaruh sedikit harap. Dan tentu saja para penikmat kopi telah menagih janji untuk kopi terbaik. Salam kopi hangat!

Menoreh, Agustus 2015

You Might Also Like

0 comments