Surga bawah tanah Kepulauan Derawan
June 22, 2014Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, sangat terkenal dengan wisata bawah airnya. Mayoritas wisatawan datang k...
June 22, 2014
Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, sangat terkenal dengan wisata bawah airnya. Mayoritas wisatawan datang ke Derawan untuk menikmati keindahan alam bawah air, melalui aktivitas diving dan snorkling. Wisatawan awam memilih menikmati keindahan pantai yang mayoritas berpasir putih atau sekedar menikmati suasana lautnya. Gugusan kep. Derawan memang terdiri dari pulau-pulau cantik seperti Derawan, Kakaban, Maratua, dan Sangalaki.
Tidak banyak yang tahu bahwa pulau-pulau tersebut memiliki sisi lain yang tak kalah mempesona. Setidaknya sisi lain yang menarik itu ada di Pulau Kakaban dan Maratua. Pulau Kakaban tentunya sudah tersohor dengan fenomena danau air asin yang menjadi habitat bagi beberapa jenis ubur-ubur tidak menyengat. Jika kita mencari informasi di internet menggunakan mesin pencari dengan kata kunci 'Kakaban', maka akan bermunculan informasi dan gambar-gambar tentang fenomena danau air asin berikut ubur-uburnya tersebut. Sementara Maratua beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya paling dikenal dengan dive resortnya yang bertaraf internasional, seperti Nabucco dan Maratua Paradise. Pulau ini juga memiliki danau air asin yang tak kalah cantik dari danau Kakaban.
Di luar surga bawah airnya, dua pulau itu memiliki keindahan lain pada lorong-lorong bawah tanahnya. Pulau-pulau yang tersusun dari batuan karbonat itu memiliki potensi keindahan dan keunikan gua-gua alamnya. Di Pulau Kakaban ada beberapa gua yang tersembunyi di balik rimbunan hutan. Tidak banyak yang tahu lokasinya, kecuali masyarakat lokal terutama penduduk Pulau Maratua yang dahulu banyak berkecimpung dalam pemanenan sarang walet. Pulau Maratua memiliki lebih banyak gua yang sudah diketahui, konon mencapai lebih dari seratus gua, baik vertikal maupun horizontal.
Gua-gua di Kakaban dan Maratua sebagian besar bukan gua aktif dan cenderung miskin ornamen. Sebagian besar gua di Maratua airnya asin atau payau dan mengalami pasang surut. Gua-gua itu sepertinya terhubung dengan laut, dan beberapa bisa diselami. Melakukan aktivitas caving di sana memberikan pengalaman tersendiri bagi para caver, yang sulit didapat di daerah lain. Air asin dalam gua, biota yang aneh, dan tantangan adrenalin menjadi penawaran yang menjanjikan bagi para caver yang 'kehausan'. Pengalaman menarik yang didapat dalam menelusuri gua di Kakaban dan Maratua masih dilengkapi lagi dengan kondisi luar gua yang rata-rata masih berupa hutan lebat dan kaya akan flora-fauna. Tentunya kegiatan susur gua di sana harus ekstra hati-hati terutama memperhitungkan pasang surut air. Perlu diketahui juga bahwa di sekitar gua-gua itu sering ditemukan 'ranjau', yang dahulu dipasang untuk melindungi gua dari pencuri sarang walet. Ranjau yang dimaksud adalah jebakan berupa batang runcing dari besi yang bisa menusuk kaki.
Potensi semacam itu menjadi peluang besar bagi pengembangan kepariwisataan, bila dikelola dengan tepat. Dahulu masyarakat mendapat penghasilan melimpah dari pemanenan sarang walet. Kini, ketika walet sudah jauh berkurang, diperlukan alternatif baru dalam memutar roda perekonomian. Laut dengan potensi ikannya memang menjadi tumpuan ekonomi, tetapi mencari ikan di laut sangat dipengaruhi faktor alam, terutama cuaca. Ketika cuaca buruk, nelayan tidak bisa melaut dan mereka kehilangan pendapatan. Wisata mungkin perlu dipertimbangkan untuk diajukan menjadi alternatif penggerak perekonomian yang baru. Tentunya wisata ini harus melibatan masyarakat sebagai aktor utama.
Mengembangkan wisata gua bisa dilakukan, selama didasari dengan semangat menjaga kelestariannya. Penyusunan rencana yang matang dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan mutlak dilakukan. Selanjutnya saat wisata gua sudah mulai berdenyut, monitoring akan kelestariannya wajib dilakukan. Wisata gua juga perlu memperhitungkan keamanan dan keselamatan.
Baru-baru ini telah ditemukan pula gua-gua dengan potensi air tawar oleh mahasiswa KKN UGM. Penemuan itu memberi harapan baru bagi pemenuhan kebutuhan air bersih yang saat ini masih menjadi kendala bagi masyarakat Maratua. Kelak dengan terpenuhinya suplai air bersih, maka diharapkan memberi dampak positif bagi kepariwisataan pulau ini.