caving indonesia
karst
maros-pangkep
speleologi indonesia
Karst Maros-Pangkep itu...
December 21, 2015
Stone garden di Pangkep (Dok. Sidiq Harjanto)
Saya sengaja menulis judul tulisan ini dengan kalimat
menggantung. Jujur saya tidak bisa menemukan kata-kata yang pas untuk
mendeskripsikan kawasan tower karst di Kabupaten Maros dan Pangkep di Provinsi
Sulawesi Selatan ini. Tempat ini adalah secuil surga yang ada di bumi ini.
Indah, penuh dengan keunikan dan potensi yang terkadung di dalamnya. Terlalu
kaya untuk didefinisikan.
Karst di Maros-Pangkep terbentuk pada Formasi Tonasa,
formasi gamping yang termasuk dalam kategori tua. Sejauh itu yang saya
ketahui, dan saya tidak berani bercerita banyak karena keterbatasan pengetahuan
saya. Sejak masa-masa kuliah, dulu sekali, saya sering mendengar cerita atau
membaca informasi mengenai kawasan yang diklaim sebagai salah satu kawasan
karst terindah di Indonesia ini, atau bahkan sejajar dengan kawasan-kawasan
karst indah di dunia. Sejak saat itu pula saya bemimpi untuk mengunjunginya.
Akhir tahun ini mimpi itu terwujud. Saya telah menginjakkan
kaki di kawasan karst yang menjadi salah satu kebanggaan Indonesia, menikmati
keindahan karst di Maros-Pangkep dari dekat. Kawasan dengan luas lebih dari 40.000 ha ini sebagian merupakan kawasan konservasi di bawah pengelolaan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Tower-tower yang terbentuk dari
pelarutan batuan gamping itu nampak kokoh, tinggi menjulang, dan di bawahnya
mengalir sungai-sungai besar yang keluar melalui gua-gua. Di tepiannya cukup mudah
menemukan batu-batu yang bermunculan dari dalam bumi, yang membentuk panorama
mengagumkan. Orang-orang menyebutnya stone
garden.
Laba-laba buta dari Pangkep (Dok. Sidiq Harjanto)
Kawasan karst Maros-Pangkep kaya akan potensi keanekaragaman
hayati. Gua-guanya dihuni oleh jenis-jenis biota khas gua (troglobion). Salah
satu yang menarik buat saya pribadi adalah laba-laba butanya. Di tempat inilah
laba-laba yang sudah berevolusi menjadi biota asli gua bisa dengan mudah
dijumpai. Salah satu jenis yang telah dikenal dalam ilmu pengetahuan adalah Speocera caeca. Jenis laba-laba ini memiliki
tubuh berwarna pucat karena adanya depigmentasi
dan benar-benar telah kehilangan organ mata alias buta.
Selain kekayaan biotanya, kawasan ini juga terkenal dengan
gua-gua situs prasejarah. Jejak-jejak manusia purba ditandai dengan banyaknya
temuan gambar cadas pada dinding-dinding gua, bekas dapur, dan
perkakas-perkakas yang digunakan pada jaman dahulu. Salah satu temuan gambar
cadas dari kawasan ini bahkan konon teridentifikasi sebagai yang tertua di
dunia.
Kawasan karst memiliki peran penting bagi kehidupan manusia,
misalnya dalam hal penyediaan air. Karst menyimpan air dan mengalirkannya melalui
sistem sungai bawah tanah yang keluar menjadi mata air. Gua-gua di karst juga
menjadi rumah bagi jutaan kelelawar yang menjadi pengontrol serangga, menjadi
pengganti pestisida yang tidak perlu membeli, dan tidak menimbulkan dampak
buruk bagi lingkungan. Di Maros, jutaan kelelawar yang keluar dari gua saat menjelang
malam di Ramang-Ramang menjadi destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan.
Dengan potensi dan nilai penting yang dimilikinya, maka
sudah selayaknya kawasan ini dilindungi dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
Yogyakarta, Desember 2015
0 comments