Subterranean




















Amauropelma matakecil (Foto oleh Sidiq Harjanto)

Lingkungan yang ada di bawah permukaan tanah (subterranean) biasanya di sebut sebagai hipogean. Selanjutnya saya menggunakan terminologi tersebut dalam konteks habitat. Hipogean merupakan salah satu lingkungan yang sangat asing bagi manusia, selain laut dalam dan luar angkasa. Manusia hanya mengenal habitat hipogean melalui lorong-lorong gua yang dapat diakses (proper cave). Selain itu, lorong-lorong kecil seperti celah-celah batuan, meso dan micro cavern menjadi habitat yang sangat sulit atau bahkan mustahil untuk diobservasi. Padahal, lingkungan subterranean memiliki potensi yang sangat besar bagi ilmu pengetahuan maupun bagi ekosistem di atas permukaan tanah. Saya sendiri menaruh minat yang besar terhadap lingkungan subterranean. Beberapa tulisan saya tentang dunia gelap dan lembab itu antara lain:

Mulai dari headlamp sampai Gua Mystery, bercerita tentang nama-nama unik arachnid troglobion.

Total caving ecstasy: a journey trhough an endless cave tunnel. Saya menulis artikel ini untuk menyampaikan opini bahwa eksplorasi lingkungan subterranean tidak akan ada habisnya, dan akan terus ada hal-hal baru di bawah sana.

Laba-laba gua endemik Menoreh, merupakan tulisan singkat profil salah satu makhluk troglobion kebanggaan Indonesia, Amauropelma matakecil.

Fauna gua zona ekoton, bercerita tentang kelompok biota yang unik namun kadang kurang mendapat perhatian dari para peneliti atau pemerhati karst.

Evolusi biota gua, tulisan yang menggambarkan cara pandang saya terhadap proses evolusi hewan gua menjadi troglofauna yang unik.